Search This Blog

Saturday, February 22, 2020

Kumpulan Fabel dalam bahasa Inggris beserta terjemahannya

1. A RABBIT AND TWENTY CROCODILES


Once upon a time, a Rabbit wanted to cross a river, but he could not swim. He had an idea, he saw a boss of Crocodiles swimming in the river. The Rabbit asked he cross of crocodile.
“how many crocodile are there in the river?” the boss of crocodile answered, “we are twenty here”.
“where are they?”the Rabbit asked for the second time. “what is it for?” the boss crocodile asked.
“all of you are good, gentle and kind, so I want to make a line in order. Later, I will know how kind you are,” said the Rabbit.
Then the boss of the Crocodiles called all his friend an asked then to make a line in order from one side to the order side of the river. Fust then, the Rabbit started to count while jumping from one crocodile to another: one…two… three… four…until twenty. And finally, he thanked all Crocodiles because he had crossed the river.
In the fable we can find massage is, before act, we think to do first, so that we can finish the difficult problem.


KELINCI DAN DUA PULUH BUAYA
Pada suatu hari, seekor Kelinci akan menyeberangi sungai, tapi ia tidak bisa berenang. Dia mempunyai suatu ide. Dia memanggil kepala Buaya yang sedang berenang di sungai. Kelinci bertanya kepada kepala Buaya.
“berapa banyak Buaya disungai ini?”. Kepala Buaya menjawab “kami disini ada dua puluh.”
“dimana mereka?”. Kelinci bertanya untuk keberapa waktu. “untuk apa itu?” kepala Buaya bertanya.
“kamu semua baik, jadi saya mau kalian berbaris secara teratur”.
Kepala Buaya memanggil semua temannya dan berbaris secara teratur. Lalu Kelinci memulai hitungannya dengan meloncat dari satu Buaya ke Buaya yang lain: satu…dua….tiga…empat…sampai dua puluh, dan akhirnya dia berterimakasih ke semua Buaya  karena ia bisa  menyeberangi sungai.

Moral : bahwa sebelum kita bertindak lebih baik kita berpikir dulu agar kita bisa menyelesaikan masalah yang ada.




2. THE CAT ARROGANT
A long time ago, in a dense forest lies the are very much. Among the animals, which live there is a cat arrogant very clean, hairy and smooth white. So many animals who liked it, but she was to proud and arrogant to excess.
One day, the cat wants to live alone without family cat, because she felt it was great to rend for themselves without the help of her family.
On her way she’s resting adjacent to the family chickens. Sunny morning, when the cat is angry because her voice has awakened chickens, “hi chicken presumptuous of you to wake coupled with your son, your son is ugly” said the cat. Chicken family very angry, they repel cats, with feeling annoyed cat it.
With feeling so tired cat sleeping in the shoulders of an elephant, When elephant was about to wake up the elephant accidentally dropped the cat “ hi you fool elephant, why you dropped me,, you want to kill me?” elephant closer and said “oh you’re so beautiful”. Cat scratches elephant, rampage elephants make that cat darted him.
Cats are very upset and hungry, she tried to look for food on the ground. She met worm “you are a beautiful cat but why did you take my food.” The cat said “all animals are well aware of my beauty because I was entitled to do as I please”. And worm said “bask cat snob, what you can survive in the soil”. “hahaha it’s the little things” said the cat. They also made a deal.
Eventually, after a day on the ground cat worm group tried to see, but the cat was already dead. Some worm told this to the cat family, but when her family until the cat arrogant who had  died, had been in the eating lions.

Moral : never overbearing advantages because each person it’s advantages.

SI KUCING SOMBONG
Beberapa tahun yang lalu, disebuah hutan yang lebat tedapat hewan yang sangat banyak, diantara hewan-hewan yang tinggal, ada seekor kucing sombong yang sangat bersih, berbulu lebat dan halus berwarna putih. Sehingga banyak hewan yang menyukainya, tapi ia terlalu angkuh dan sombong dengan kelebihannya.
Suatu hari sikucing itu ingin hidup sendiri tanpa keluarga kucing, karena ia merasa sudah hebat bertahan hidup sendiri tanpa bantuan keluarganya.
Didalam perjalanannya ia beristirahat berdekatan dengan keluarga ayam. Pada waktu pagi yang cerah, kucing itu marah karena sang ayam telah membangunkan tidurnya, “hai ayam, lancing sekali kamu membangunkanku ditambah lagi dengan anak-anak mu yang jelek”. Keluarga ayam sangat marah, mereka mengusir kucing, dengan perasaan kesal kucing meninggalkan tempat itu.
Dengan perasaan yang begitu lelah kucing tidur diatas pundak gajah, ketika gajah hendak bangun tanpa sengaja gajah menjatuhkan kucing. “hai kau gajah busuk, mengapa kau menjatuhkanku, kau ingin membunuhku?” gajah mendekat dan berkata “oh..kau begitu cantik”. Kucing mencakar gajah, membuat gajah mengamuk sehingga kucing terpelanting olehnya.
Kucing sangat kesal dan lapar, ia mencoba mencari-cari makanan di dalam tanah ia brtemu cacing. “kau kucing yang cantik, tapi mengapa engkau mengambil makananku”. Kucing berkata. “semua hewan mengetahui kecantikanku karena itu aku berhak melakukan sesukaku” lalu cacing berkata “ dasar kucing sombong, apa kau bisa bertahan hidup didalam tanah?”. “hahaha… itu hal kecil”. Kata kucing. Mereka pun membuat kesepakatan.
Akhirnya, setelah sehari kucing didalam tanah sekelompok cacing mencoba melihatnya, namun kucing itu telah mati, beberapa cacing memberitahukan hal ini kepada keluarga kucing. Tapi disaat keluarganya sampai , kucing sombong yang telah mati itu, telah dimakan singa.

Moral  : jangan pernah sombong dengan kelebihan yang dimiliki karena setiap orang memiliki kelebihan tersendiri.


3. THE WOLF AND THE STORK


A long time ago, the wolf and the stork were friends. One day, the wolf asked the stork to come to his house to eat.
When the stork arrived at the wolf’s house, The wolf put two bowls of soup on the table. The wolf ate his bowl of soup so quickly. When he finished, he asked the stork, “did you like my soup?.”
But the stork was angry because he couldn’t eat the soup. His beak was too long! When the stork went home, he was still hungry. The wolf laughed and laughed.
Then, the stork had an idea. He asked the wolf to come to dinner. He filled two tall pitchers with good soup. They began to eat. When the stork finished eating, he asked the wolf if he wanted more to eat.
But the wolf was angry. His mouth was so big that he couldn’t get it into the pitcher. The wolf went home hungry and the stork laughed and laughed.
The wolf and stork have never been friends ever since.
The moral massages : every bad action that will result in a bad anyway.

SERIGALA DAN BANGAU
Pada waktu yang lalu, serigala dan bangau berteman. Suatu hari, serigala meminta bangau datang ke rumahnya untuk makan.
Ketika bangau tiba dirumah serigala, serigala meletakkan dua mangkuk sup diatas meja. Serigala makan sup dimangkuk sangat cepat. Ketika dia selesai, da bertanya kepada bangau, “apakah kamu suka sup saya?.”
Tapi bangau marah karena ia tidak bisa makan sup. Paruhnya terlalu panjang! Ketika bangau pulang, dia masih lapar. Serigala tertawa dan tertawa.
Kemudian, bangau puny aide. Dia meminta serigala untuk datang makan malam. Dia mengisi dua kendi tinggi dengan sup yang enak. Mereka mulai makan. Ketika bangau selesai makan, dia berkata kepada serigala kalau dia ingin makan lagi.
Tapi serigala marah. Mulutnya yang begitu besar membuatnya tidak bisa mendapatkan makanan yang ada didalam kendi. Serigala pulang kelaparan dan bangau tertawa dan tertawa.
Serigala dan bangau tidak pernah berteman sejak saat itu.

Pesan moral : setiap tindakan yang buruk itu akan menimbulkan dampak yang buruk pula.


4. THE TWO DUCKS AND THE FOX


One day, two duck walked a long the road to go to the lake for their swim. In the middle of the road, they met Mr. fox. He sat under the tree.
“hello, sister. Where are you going? Asked Mr. fox.
“good morning, Mr. fox, we are going to lake over there. We want to swim. Would you like to join us?” asked the ducks.
“no thanks, do you both come a long here every day?” asked Mr. fox.
“yes, we always walk here every morning.” Said the ducks.
“delicious..s I mean nice to see you both,” said Mr. fox.
The next day, the first duck said “are we going to swim today? I bet that Mr. fox is waiting for us and he has a bad plain.
“I know, I have a plan for him too.” Said the second duck.
One their way they met Mr. fox again.
“hello sisters, going to swim again?” asked Mr. fox.
“yes, we are, why don’t you take us to the lake and protect us from bad animals?” said the second duck.
“of course, it’s my pleasure,” replied Mr. fox.
“this is an easy way to have a free lunch. I have a big bag with me now,” though Mr. fox.
Three of them walked to the lake and sang some songs.
“When I say run, let’s run fast together.” Said the second duck. “run!!!”
They ran so fast and jumped into the lake. Mr. fox jumped upon them, but he forgot that he could not swim. So, Mr. fox drowned in the lake. He failed to get his free lunch.

Moral : do not ever intend evil to someone, because evil is self inflicted.

DUA EKOR BEBEK DAN RUBAH
Pada suatu hari, dua ekor bebeb berjalan sepanjang jalan menuju danau untuk berenang. Ditengah perjalanan, mereka bertemu dengan seekor rubah yang sedang duduk di bawah pohon.
Halo, saudaraku, mau kemana?” Tanya rubah.
Selamat pagi, rubah, kami ingin ke danau sana, kami ingin berenang, maukah kamu ikut bersama kami?” Tanya bebek.
“tidak terima kasih, apakah kalian berdua selalu bersama lewat disini setiap hari?” Tanya rubah.
“ya, kami selalu lewat disini setiap hari” jawab bebek.
Lezzat…. Maksud saya senang bertemu dengan kalian” kata rubah.
Keesokan harinya, bebek pertama “apakah kita pergi berenang hari ini? Saya rasa rubah menantikan kedatangan kita dan dia memiliki rencana yang tidak baik.”
“saya tahu , saya juga punya rencana untuknya.” Kata bebeb kedua.
Didalam perjalanan, mereka bertemu lagi dengan rubah.
“hallo sobat, pergi berenang lagikah?” Tanya rubah.
“ya.. maukah kamu ikut bersama kami dan melindungi kami dari binatang-binatang  jahat?” kata bebek kedua.
“tentu, dengan senang hati,” jawab rubah. “wow ini memudahkan lagi untuk dapat makanan siang.” Pikir rubah.
Mereka bertiga berjalan beriringan sambil menyanyikan lagu.
“saat saya bilang lari, kita harus berlari dengan cepat.” Kata bebek kedua, “lari!!!”
Merekapun segera berlari cepat melompat kedanau. Sang rubah juga ikut melompat mengejar mereka, tetapi dia lupa bahwa dia tidak bisa berenang. Akhirnya sang rubah pun tenggelam dan gagal mendapatkan makan siang.
Moral: jangan pernah berniat jahat ke seseorang, sebab kejahatan menimbulkan malapetaka bagi diri sendiri


5. THE LONELY LANDY


One day, there was a porcupine named landy. He was lonely. No one wanted to play with him, because they afraid of his spikes.
“dear landy, we don’t want to play with you because your spikes are too sharp. We don’t want you to hurt us,” said cici the rabbit one day.
“cici is right, landy, it is not because you’re bad or rude to us, no, landy, just because of your spikes. They will stab us if we are close to you.” Said tito the rooster.
Landy felt lonely. Landy spent most of the time day dreaming at the river bank. “I would be happy if there were no spikes on my body.”
Suddenly, kuku the turtle appeared from the river. He came to landy and said, “landy, what are you thinking of?”
“oh, nothing.” Landy replied.
“don’t lie to me, landy! Who knows I can help you.” Said kuku  wisely. Then he sat beside landy. He wasn’t afraid of landy’s spikes.
Shortly, landy told his problem. Kuku nodded his head. He said. “poor you, but it isn’t your fault. I know your spikes are very usefull and helpful for you. They will realize it someday, trust me!”
Thanks, kuku, you are my best friend.”
One day, koko the frog held his birthday party. He invited all his friends, including landy. But he decided not to com. He didn’t want to mess up the party.
“I’ll come with you landy. I’ll tell everyone that you’re harmless.” Said kuku, finally landy attended the party. Everyone enjoyed it.
Suddenly tito screamed, “help…help…! The evil wolf is coming. Save yourself!” then, everyone saved their lives, except kuku and landy. Kuku pulled his head and his leg into his shell. And landy rolled his body into a ball.
Unintentionally, the evil wolf touched landy. Of course, the spikes pricked him. He screamed. “ouch!” since his foot was bleeding, he didn’t chase landy’s friend any longer. Then, he ran away.
“horray… horray…! Long live landy! He saved our lives.” Said cici and her friends. They thanked him from then on. Landy wasn’t lonely anymore.
The end

Moral   : we don’t underestimate someone’s bad physical appearance and we must appreciate them.

LANDAK YANG KESEPIAN
Suatu hari, hiduplah seekor landak bernama landy. Dia selalu kesepian. Satupun tidak ada yang ingin bermain dengannya. Karena mereka takut dengan duri-durinya.
“landy, sayang, kita tidak ingin bermain dengan mu karena duri-durimu dapat menusuk kami. Kita tidak ingin kamu menyakiti kami.” Kata cici si kelinci pada suatu hari.
“cici benar, landy, kamu jelek dan kasar juga disebabkan karena duri-durimu.” Kata tito si ayam jago.
Landy merasa kesepian. Landy pun melamun ditepi sungai. “saya akan bahagia jika duri-duri ini tidak ada di tubuhku.”
Tiba-tiba kuku si kura-kura muncul dar sungai. Dia datang kepada landy dan berkata. “landy, apa yang kamu pikirkan?”
“oh tidak ada.” Balas landy.
“jangan bohong padaku, landy! Saya bisa menolongmu.” Kata kuku denga bijaksana. Lalu dia pun duduk disamping landy. Dia tidak takut dengan duri-duri landy.
Tak lama, landypun menceritakan masalahnya. Kuku menganggukkan kepalanya. Dia beerkata, “kasihan kamu, tapi itu bukan kesalahanmu, saya tahu, duri-durimu sangat berguna dan dapat menolongmu. suatu hari nanti mereka akan menerima kenyataan itu. Percayalah kepadaku!”.
“terima kasih kuku, kamu teman terbaikku”.
Suatu hari, koko si katak mengadakan pesta ulang tahunnya. Dia mengundang semua teman-temannya, termasuk landy. Tetapi dia memutuskan untuk tidak datang. Dia tidak ingin merusak pesta itu.
“saya akan datang denganmu,Landy. Saya akan menceritakan kepada semua orang kalau kamu tidak berbahaya,” kata kuku. Akhirnya landy menghadiri pesta itu. Semuanya menikmati pesta itu.
Tiba-tiba tito berteriak, “ tolong…tolong…! Serigala jahat dantang. Ayo bersembunyi!” lalu semuanya bersembunyi, kecualli kuku dan landy. Kuku menari kepala dan kakinya untuk masuk kedalam cangkangnya dan landy menggulung tubuhnya dan membentuk bola.
Tak sengaja, serigala jahat menyentuh landy. Tentu saja duri-duri itu menusuknya. Dia berteriak, “ouch!” sejak itu juga kakinya berdarah, tidak dapat memburu teman-teman landy lagi. Lalu, dia pun berlari jauh.
“hore…hore…! Hidup landy! Semuanya keluar dari persembunyian” kata cici dan teman-temannya. Mereka berterima kasih kepada landy. Landy pun akhirnya tidak kesepian lagi.

Moral Kita tidak boleh meremehkan penampilan fisik seseorang dan kita harus menghargainya.


6. The Man and the Lion
A Lion and a Man chanced to travel in a company through the forest. They soon began to quarrel, for each of them boasted that he and his kind were far superior to the other both in strength and mind.
Now they reached a clearing in the forest and there stood a statue. It was a humas statue in the act of tearing the jaws of a Lion.
“See,” said the man, “that’s how strong we are! The King of Beasts is like wax in our hands!”
“Ho!” laughed the Lion, “a Man made that statue. It would have been quite a different scene had a Lion made it!”
Moral: It all depends on the point of view, and who tells the story. Always trust your own wit and try judge the circumstances.

Pria dan Singa
Seekor singa dan seorang pria kebetulan bepergian bersama-sama melalui hutan. Mereka lalu  mulai bertengkar, karena masing-masing membual bahwa dia dan jenisnya jauh lebih baik dari yang lain baik dalam kekuatan dan pikiran.
Sekarang mereka sampai di hutan terbuka dan di sana berdiri sebuah patung. Itu adalah patung manusia sedang merobek rahang seekor Singa.
“Lihat,” kata pria itu, “begitu kuatnya kita manusia! Raja hutan seperti lilin di tangan kita! “
“Ho!” Tertawa si Singa, “seorang manusia yang membuat patung itu. Coba singa yang membuat patung tersebut, Pasti pemandangan yang berbeda! “

Moral: Itu semua tergantung dari sudut pandang, dan siapa yang menceritakannya. Selalu percaya kecerdasan teman sendiri dan coba menilai keadaannya.



7. Lion and Poor Slave
A slave, ill-treated by his master, runs away to the forest. There he comes across a lion in pain because of a thorn in his paw. The slave bravely goes forward and removes the thorn gently.
The lion without hurting him goes away.
Some days later, the slave’s master comes hunting to the forest and catches many animals and cages them. The slave is spotted by the masters’ men who catch him and bring him to the cruel master. The master asks for the slave to be thrown into the lion’s cage.
The slave is awaiting his death in the cage when he realizes that it is the same lion that he had helped. The lion did not eat him. The slave then rescued the lion and all other caged animals.

Moral: One should help others in need, we get the rewards of our helpful acts in return.

Singa Dan Budak Malang
Seorang budak, yang diperlakukan sewenang-wenang oleh tuannya, melarikan diri ke hutan. Di sana ia menemukan seekor singa kesakitan karena duri di kakinya. Si budak dengan gagah berani maju dan menyingkirkan duri dengan lembut.
Singa tanpa menyakitinya pergi.
Beberapa hari kemudian, tuan dari budak itu datang berburu ke hutan dan menangkap banyak hewan dan mengkandangkan mereka. Budak itu terlihat oleh anak buah si tuan yang lalu menangkapnya dan membawanya ke tuan yang kejam. Sang tuan meminta budak itu dilempar ke kandang singa.
Budak sedang menunggu kematiannya di kandang saat dia menyadari bahwa singa itu adalah singa yang sama dengan yang dia bantu. Singa itu tidak memakannya. Budak kemudian menyelamatkan singa dan semua hewan yang dikurung lainnya.

Moral: Seseorang harus membantu orang lain yang membutuhkan, kita mendapatkan imbalan dari tindakan bermanfaat kita sebagai gantinya.




8. The Bear and The Two Friends
Once two friends were walking through the forest. They knew that anything dangerous can happen to them at any time in the forest. So they promised each other that they would remain united in any case of danger.
Suddenly, they saw a large bear approaching them. One of the friends at once climbed a nearby tree. But the other one did not know how to climb. So being led by his common sense, he lay down on the ground breathless, pretending to be a dead man.
The bear came near the man lying on the ground. It smelt in his ears, and slowly left the place. Because the bears do not touch the dead creatures.Now the friend on the tree came down and asked his friend on the ground, “Friend, what did the bear tell you into your ears?” The other friend replied, “The bear advised me not to believe a false friend.”

Moral: True Friend is the one who always supports and stands by you in any situation.

Beruang dan Dua Teman
Ada dua teman berjalan melewati hutan. Mereka tahu bahwa sesuatu yang berbahaya dapat menimpa mereka kapan saja di hutan. Jadi mereka berjanji satu sama lain bahwa mereka akan tetap bersatu dalam bahaya.
Tiba-tiba, mereka melihat seekor beruang besar mendekatinya. Salah satu teman lalu memanjat pohon terdekat. Tapi yang lain tidak tahu cara memanjat. Karena didorong oleh akal sehatnya, dia berbaring di tanah tanpa bernafas, berpura-pura menjadi orang mati.
Beruang itu mendekati pria yang tergeletak di tanah. Dia tercium di telinganya, dan perlahan meninggalkan tempat itu. Karena beruang tidak mau menyentuh makhluk-makhluk yang telah mati. Sekarang teman di pohon itu turun dan bertanya kepada temannya di tanah, “Teman, apa yang beruang bisikan di telinga mu?” Teman yang lain menjawab, “Beruang itu menasehati ku untuk tak mempercayai teman palsu. “

Moral: Sahabat Sejati adalah orang yang selalu mendukung teman dalam situasi apa pun.




9. A Town Mouse and A Country Mouse
A Town Mouse and a Country Mouse were friends. The Country Mouse one day invited his friend to come and see him at his home in the fields. The Town Mouse came and they sat down to a dinner of barleycorns and roots the latter of which had a distinctly earthy flavour.
The flavour was not much to the taste of the guest and presently he broke out with “My poor dear friend, you live here no better than the ants. Now, you should just see how I fare! My larder is a regular horn of plenty. You must come and stay with me and I promise you shall live on the fat of the land.”
So when he returned to town he took the Country Mouse with him and showed him into a larder containing flour and oatmeal and figs and honey and dates.
The Country Mouse had never seen anything like it and sat down to enjoy the luxuries his friend provided. But before they had well begun, the door of the larder opened and some one came in. The two Mice scampered off and hid themselves in a narrow and exceedingly uncomfortable hole. Presently, when all was quiet, they ventured out again. But some one else came in, and off they scuttled again. This was too much for the visitor. “Good bye,” said he, “I’m off. You live in the lap of luxury, I can see, but you are surrounded by dangers whereas at home I can enjoy my simple dinner of roots and corn in peace.”

Tikus Kota dan Tikus Pedesaan
Tikus kota dan Tikus pedesaan berteman dengan baik. Tikus desa suatu hari mengajak temannya untuk datang dan menemuinya di rumahnya yang beradi di ladang. Tikus Kota datang dan mereka duduk untuk makan malam dari jagung dan akar yang kedua nya memiliki rasa khas bersahaja.
Rasa makanan itu menjadi tidak berasa, saat si tamu berkata “teman terkasih yang miskin, kamu tinggal di sini tidak lebih baik dari semut. Sekarang, kamu hanya harus melihat bagaimana saya makan dengan kenyang! Lemari makan saya terbuat dari tanduk yang banyak. Kamu harus datang dan tinggal dengan saya dan saya berjanji akan hidup pada tanah yang luas.  Jadi, ketika ia kembali ke kota ia mengajak tikus desa dan menunjukkan ke lemari makan yang berisi tepung dan oatmeal dan buah ara dan madu dan biji-bijian.
Tikus desa belum pernah melihat sesuatu seperti itu dan duduk untuk menikmati kemewahan yang disediakan oleh temannya. Tapi sebelum mereka mulai untuk bersantap, pintu lemari makan terbuka dan seseorang datang. Dua Tikus berlarian dan bersembunyi di sebuah lubang yang sempit dan sangat tidak nyaman.
Dan ketika semua tenang, mereka memberanikan diri keluar lagi. Tetapi seseorang lain datang lagi, dan mereka bergegas kembali. Ini terlalu banyak pengunjung. “Good bye,” kata Tikus Desa, “Aku pergi. Anda tinggal ditempat mewah, saya bisa melihat, tetapi Anda dikelilingi oleh bahaya dimana-mana, sedangkan di rumah saya bisa menikmati makan malam sederhana saya akar dan jagung dalam kedamaian.”


10. Elephant and Friends
One day an elephant wandered into a forest in search of friends. He saw a monkey on a tree. “Will you be my friend?” asked the elephant. Replied the monkey, “You are too big. You can not swing from trees like me.” Next, the elephant met a rabbit. He asked him to be his friends. But the rabbit said, “You are too big to play in my burrow!” Then the elephant met a frog.
“Will you be my friend? He asked.
“How can I?” asked the frog.
“You are too big to leap about like me.”
The elephant was upset. He met a fox next.
“Will you be my friend?” he asked the fox.
The fox said, “Sorry, sir, you are too big.”
The next day, the elephant saw all the animals in the forest running for their lives. The elephant asked them what the matter was. The bear replied, “There is a tiger in the forest. He’s trying to gobble us all up!” The animals all ran away to hide. The elephant wondered what he could do to solve everyone in the forest. Meanwhile, the tiger kept eating up whoever he could find. The elephant walked up to the tiger and said, “Please, Mr. Tiger, do not eat up these poor animals.”
“Mind your own business!” growled the tiger.
The elephant has a no choice but to give the tiger a hefty kick. The frightened tiger ran for his life. The elephant ambled back into the forest to announce the good news to everyone. All the animals thanked the elephant. They said, “You are just the right size to be our friend.”

Gajah dan Teman-Teman
Suatu hari seekor gajah mengembara ke hutan untuk mencari teman. Dia melihat monyet di atas pohon. “Maukah kau menjadi temanku?” Tanya gajah. Jawab monyet, “Kamu terlalu besar. Kamu tidak dapat berayun dari pohon seperti saya.  ” Selanjutnya, gajah bertemu kelinci. Dia meminta kelinci untuk menjadi temannya. Tapi kelinci itu berkata, “Kamu terlalu besar untuk bermain di lubang saya!” Kemudian gajah bertemu kodok.
“Maukah kamu menjadi temanku? Dia bertanya.
“Bagaimana bisa?” Tanya katak. “Kamu terlalu besar untuk melompat seperti saya.
” Gajah kesal. Dia bertemu rubah berikutnya.
“Maukah kau menjadi temanku?” Tanyanya rubah.
 Rubah berkata, “Maaf, Pak, Anda terlalu besar.”
Keesokan harinya, gajah melihat semua binatang di hutan berlarian keluar hutan. Gajah bertanya kepada mereka apa yang terjadi. Beruang itu menjawab, “Ada Harimau di hutan. Dia mencoba untuk melahap kita semua! ” Hewan-hewan semua lari bersembunyi. Gajah bertanya-tanya apa yang bisa ia lakukan untuk memecahkan semua orang di hutan. Sementara itu, harimau terus makan sampai siapa pun dia bisa temukan. Gajah berjalan menemui ke harimau dan berkata, “Tolong, Tuan harimau, tidak memakan binatang yang malang.”
“Urusi bisnis kamu sendiri!”
Geram harimau. Gajah tidakmemiliki pilihan selain memberikan harimau tendangan yang hebat dan kuat. Harimau yang ketakutan  dan berlari untuk hidupnya. Gajah melenggang kembali ke hutan untuk mengumumkan kabar baik untuk semua orang. Semua binatang berterima kasih kepada gajah. Mereka berkata, “Kamu mempunyai ukuran yang tepat untuk menjadi teman kita.”


11. The smart dog
once, a farmer and his wife had a flock of sheep. Even after all their efforts, a wolf ate up all the sheep and only one sheep was left. Once, the couple sat talking about selling the remaining sheep. The sheep heard them and thought, “i’d rather live freely than be killed by a butcher.”
so the sheep left the farm at night with the guard dog. By chance, the wolf saw them and thought to get the sheep for dinner. But he knew that he could not harm the sheep in the presence of the dog. So he said to the sheep, “hey sheep! Come here and return the coat that i lent you last week.”
the dog understood what the wolf wanted. He saw a trap laid by the farmer near a tree. So he said, “we will believe you, if you touch the holy chain hanging near the tree.”
as soon as the wolf went near the tree, his feet got caught in the trap. In the morning, the farmer was happy that the wolf had been caught. So the sheep and the guard dog were needed again. Hence they went back with him.

The smart dog dalam bahasa Indonesia
Suatu hari, hidup seorang petani dan istrinya yang memiliki beberapa domba. Suatu waktu serigala makan semua domba dan hanya satu domba yang tersisa. Mereka duduk dan berbicara untuk menjual domba yang tersisa. Domba mendengar mereka dan berpikir, “aku lebih suka hidup bebas daripada dibunuh oleh tukang daging.”
Jadi domba meninggalkan tempat itu di malam hari bersama anjing penjaga. Secara kebetulan, serigala melihat mereka dan berpikir untuk mendapatkan domba untuk dijadikan makan malam. Tapi ia tahu bahwa ia tidak bisa menggangu domba di hadapan anjing. Jadi dia mengatakan kepada domba, “hei domba! Datang ke sini dan kembalikan mantel yang saya pinjamkan minggu lalu.”
Anjing mengerti apa yang serigala inginkan. Ia melihat perangkap diletakkan oleh petani di dekat pohon. Dan dia berkata, “kami akan percaya pada kamu, jika kamu menyentuh rantai suci yang tergantung di dekat pohon.”
Begitu serigala pergi dekat pohon, kakinya terjebak dalam perangkap. Di pagi hari, petani senang bahwa serigala telah tertangkap. Jadi domba dan anjing penjaga masih diperlukan lagi. Oleh karena itu mereka kembali dengan si petani.


12. The fox and the cat
A fox was boasting to a cat of its clever devices for escaping its enemies.
“i have a whole bag of tricks,” he said, “which contains a hundred ways of escaping my enemies.”
“i have only one,” said the cat. “but i can generally manage with that.”
Just at that moment they heard the cry of a pack of hounds coming towards them, and the cat immediately scampered up a tree and hid herself in the boughs.
“this is my plan,” said the cat. “what are you going to do?”
The fox thought first of one way, then of another, and while he was debating, the hounds came nearer and nearer, and at last the fox in his confusion was caught up by the hounds and soon killed by the huntsmen.
Miss puss, who had been looking on, said, “better one safe way than a hundred on which you cannot reckon.”

The fox and the cat dalam bahasa Indonesia “
Sebuah rubah membuatkan untuk kucing perangkat pintar untuk melarikan diri musuh-musuhnya.
“saya memiliki tas seluruh trik,” katanya, “yang berisi seratus cara untuk melarikan diri musuh saya.”
“aku hanya punya satu,” kata kucing. “tapi saya biasanya dapat menggunakannya.”
Tepat pada saat itu mereka mendengar jeritan pak anjing datang ke arah mereka, dan kucing segera berlari atas pohon dan menyembunyikan dirinya di dahan.
“ini adalah rencana saya,” kata kucing. “apa yang akan kamu lakukan?”
Rubah berpikir pertama satu cara, dan sementara ia berdebat, anjing-anjing datang semakin dekat, dan akhirnya rubah dalam kebingungannya tertangkap oleh anjing-anjing dan segera dibunuh oleh pemburu.
Miss puss, yang telah mencari mereka mengatakan, “lebih baik hanya satu cara yang aman dari pada seratus cara tapi tidak dapat diperhitungkan.


13. An Untruthful Elephant
While their older child, Andy was an elephant who was very honest and made the parents were so proud. However, although his parents were proud of him, he was not arrogant, so all the elephants liked him. All those conditions made Danny jealous and did not like his brother. But, he had not made ​​him changed and he became more and more lying frequently. He was never to be deterrent even though often punished by his parents.
Meanwhile, his brother, Andy was never bored and stopped to advise him. However, all of the advice and the punishment he received was never made ​​him wary. A lie that often done by him was screaming near the river so that someone else thinks he was drowning. In fact, he only intended to pretend and lied.
One day, he wanted to drink the water in the river which was deep enough. Because he was so thirsty, he did not pay attention to the depth of the river and immediately stuck his trunk into the water. The surfaces that were near the river were so slippery but he did not pay attention. Suddenly, Danny slipped and he plunged into the river. There was no elephant that was near river because they were all in the pasture which was far enough away from the river. He then yelled very loudly and asked for help to all the elephants.
The elephants heard it, but he often lied, so that the elephants on the pasture ignored his scream. In fact, his parents did not pay attention because they thought he was lying. However, his brother was curious and wanted to see whether Danny was lying or not. When the brother reached the river, he saw that Danny was not lying and Danny almost drowned.
Andy immediately saved Danny and took him out on the pasture to be treated. The elephants in the meadow shocked and immediately huddled beside him. A few minutes later, he woke up and he promised never to lie again.

Gajah Yang Tidak Jujur
Di sebuah negeri, hiduplah sepasang gajah yang saling mencintai. Mereka bernama Shawn dan Honey. Mereka telah hidup bersama sejak 2 tahun yang lalu dan sekarang telah mempunyai dua ekor anak gajah. Anak pertama mereka adalah Andy dan anak kedua mereka adalah Danny. Danny adalah gajah yang sering berbohong dan ia selalu dimarahi oleh orang tuanya karena kebohongan-kebohongan yang sering ia lakukan.
Sedangkan anak pertama mereka, Andy merupakan seekor gajah yang sangat jujur dan sangat dibanggakan oleh orang tuanya. Namun, meski ia dibanggakan oleh orang tuanya, ia tidak sombong sehingga semua gajah semakin menyukai Andy. Semua kondisi tersebut membuat Danny iri dan tidak menyukai kakaknya. Sikap iri yang ia miliki tidak membuatnya berubah dan ia menjadi semakin sering berbohong. Ia tidak pernah jera meskipun sering dihukum oleh orang tuanya.
Sementara itu, kakaknya, Andy tidak pernah bosan dan berhenti untuk menasehatinya. Namun, semua nasihat dan hukuman yang ia terima tidak pernah membuat dirinya jera. Salah satu kebohongan yang sering dilakukan olehnya adalah berteriak-teriak di dekat sungai agar orang lain mengira dirinya tenggelam. Padahal, ia hanya berpura-pura dan bermaksud berbohong.
Pada suatu hari, ia ingin minum air yang ada di sungai yang cukup dalam. Karena begitu haus, ia tidak memperhatikan kedalaman sungai tersebut dan langsung menjulurkan belalainya ke dalam air. Permukaan yang ada di dekat sungai begitu licin namun ia tidak memperdulikannya. Tiba-tiba, Danny terpeleset dan ia tercebur ke dalam sungai. Tidak ada satu ekorpun gajah yang berada di dekat sungai karena mereka semua sedang berada di padang rumput yang cukup jauh dari sungai tersebut. Ia kemudian berteriak dengan sangat keras dan meminta tolong kepada semua gajah.
Para gajah mendengarnya, namun karena ia sering berbohong, maka gajah-gajah yang sedang berada di padang rumput tidak memperdulikannya. Bahkan, orang tuanya tidak memperdulikannya karena mengira ia sedang berbohong. Namun, kakaknya penasaran dan ingin melihat apakah danny berbohong atau tidak. Ketika sampai di sungai, ternyata Danny tidak berbohong dan ia hampir mati tenggelam.
Andy segera menyelamatkan Danny dan membawanya ke padang rumput untuk diobati. Para gajah yang ada di padang rumput terkejut dan segera berkerumun di samping danny. Beberapa menit kemudian, ia tersadar dan ia berjanji tidak akan berbohong lagi.


14. The Arrogant Tree
In a forest, there is a tree that was so big and so beautiful. However, the trees were so arrogant because not all of the animals were allowed to stay on a branch and perch that he had. One day, there was a beautiful white bird that wanted to perch on her branch. The bird asked, “Could I stay on your branch?” The tree replied “Of course you can, because you are a very pretty bird”. The beautiful bird perched on a branch and then stayed for a long time on the tree.
On the next week, the tree saw a sick rabbit with the falling out of hair. The rabbit was so exhausted from walking because he wanted to meet the physicians in the forest edge. He saw the rabbit and he knew that the rabbit was being sick because the face was pale and the hair was falling out. However, he was reluctant to offer a help to the rabbit because he was disgusted with the disease.
Because of so tired, the rabbit asked permission from him to take the shelter and a rest for a moment near his roots. However, he did not allow it for fear of contracting the disease of the rabbit. He snapped the rabbit and told him to get out and went away from him. The rabbit continued to beg in order to have a rest even though only a few minutes. He still did not allow the rabbits and even getting snapped.
The rabbit felt so humiliated and prayed to God that purpose to the punishment for the tree in accordance with his behavior. When the rabbit prayed, he was laughing and said that the rabbits did the silly things.
Rabbit prayer was granted by God and the beautiful tree immediately attacked caterpillars. Gradually, the leaves which were owned by the tree were falling out and the flowers withered. He was not the beautiful tree anymore and just being a rod that would die soon. After being withered, he continued to pray to God and being so kind to others. He has repented and promised not to repeat the cavalier attitude that he had before. Then, God forgave him and sent the golden woodpecker to eat the caterpillars which were present throughout the body. After cleaning the caterpillars on his body, the tree turned back into a very beautiful tree.
He kept his promise for not bragging and keeping to help others. Currently, he was liked by all the residents of the forest and he lived happily.

Pohon yang Sombong
Di sebuah hutan, terdapat sebuah pohon yang begitu besar dan indah. Namun, pohon tersebut begitu sombong karena tidak semua hewan ia perbolehkan hinggap dan tinggal di dahan yang ia miliki. Suatu hari, ada seekor burung jarak berwarna putih dan indah ingin hinggap di ranting miliknya. Buruk jalak tersebut bertanya, “bolehkah aku hingga di rantingmu?” sang pohon menjawab “tentu saja boleh karena kau adalah burung yang sangat cantik”. Burung jalak kemudian hinggap di dahan dan tinggal dalam waktu yang lama di pohon tersebut.
Minggu berikutnya, sang pohon melihat seekor kelinci yang sakit dan rambutnya banyak yang rontok. Kelinci tersebut kelelahan karena berjalan cukup jauh untuk menemui tabib yang ada di pinggir hutan. Ia melihat kelinci tersebut dan mengetahui bahwa sang kelinci nampaknya sedang sakit karena wajahnya yang pucat serta bulunya yang rontok. Namun, ia merasa enggan untuk menawarkan bantuan kepada kelinci karena ia merasa jijik terhadap penyakit kelinci tersebut.
Karena begitu lelah, sang kelinci meminta izin kepada dirinya untuk berteduh dan beristirahat sejenak di dekat akarnya. Namun, ia tidak mengizinkannya karena takut tertular penyakit sang kelinci. Ia membentak kelinci tersebut dan menyuruhnya agar segera pergi serta menjauh darinya. Kelinci tersebut terus memohon agar bisa beristirahat meskipun hanya beberapa menit. Ia tetap tidak mengizinkan kelinci dan bahkan semakin membentaknya.
Sang kelinci putus asa dank arena merasa begitu terhina, kelinci tersebut berdoa kepada Tuhan agar sang pohon mendapatkan hukuman yang sesuai dengan tingkah lakunya. Ketika sang kelinci berdoa, sang pohon malah tertawa dan berkata bahwa sang kelinci melakukan hal konyol.
Doa kelinci tersebut dikabulkan oleh Tuhan dan pohon yang indah segera diserang ulat. Lambat laun, daun yang dimiliki oleh pohon tersebut rontok dan bunga yang dimilikinya menjadi layu. Ia bukan lagi pohon yang indah dan hanya menjadi sebuah batang yang sebentar lagi akan mati. Setelah menjadi layu, ia terus berdoa kepada tuhan dan berbuat baik kepada orang lain. Ia telah bertaubat dan berjanji tidak lagi mengulangi sikap angkuh yang ia miliki. Kemudian, Tuhan memaafkannya dan mengirimkannya seekor burung pelatuk berwarna emas untuk memakan ulat yang ada di seluruh tubuhnya. Setelah burung pelatuk tersebut membersihkan ulat yang berada ditubuhnya, sang pohon berubah kembali menjadi pohon yang sangat indah.
Ia menepati janjinya dengan tidak lagi menyombongkan diri dan tetap membantu orang lain. Saat ini, ia disukai oleh semua penduduk hutan dan ia hidup bahagia.

15. The Rabbit and the Turtle
One day a rabbit was boasting about how fast he could run. He was laughing at the turtle for being so slow.
Much to the rabbit’s surprise, the turtle challenged him to a race. The rabbit thought this was a good joke and accepted the challenge. The fox was to be the umpire of the race. As the race began, the rabbit raced way ahead of the turtle, just like everyone thought.
The rabbit got to the halfway point and could not see the turtle anywhere. He was hot and tired and decided to stop and take a short nap. All this time the turtle kept walking step by step by step. He never quit no matter how hot or tired he got. He just kept going.
However, the rabbit slept longer than he had thought and woke up. He could not see the turtle anywhere! He went at full-speed to the finish line but found the turtle there waiting for him.

Terjemahan Cerita Narrative Bahasa Inggris The Rabbit and the Turtle
Suatu hari seekor kelinci membual tentang kecepatannya dalam berlari. Diamenertawakan kura-kura karena begitu lambat.
Kelinci itu begitu terkejut karena ternyata kura-kura berani menantangnya untuk berlari. Kelinci pikir ini lelucon dan akhirnya menerima tantangan itu. Dalam lomba lari itu, seekor rubah adalah wasitnya. Seperti yang sudah dibayangkan banyak pihak. saat balapan dimulai, kelinci berlari jauh di depan kura-kura.
Kelinci sudah sampai setengah perlombaan dan tidak bisa melihatkura-kura bisa menyusulnya. Saat itu cuaca panas dan melelahkan, kelinci itu memutuskan untuk berhenti dan tidur sejenak. Saat itu kura-kura terus berjalan selangkah demi slangkah demi selangkah lagi. Dia tidak pernah berhenti tidak peduli seberapa panas atau betapah melelahkannya. Dia terus berjalan.
Namun, kelinci tidur kelamaan dari perkiraanya. Ketika terbangun, dia tidak melihat kura-kura dimana pun. Dia lari dengan kecepatan penuh menuju garis finish tetapi mendapati kura-kura sudah menunggunya disana.
Pesan Moral Value dari Cerita Fable The Rabbit and the Turtle
Lawan yang lemah kalau diremehan bisa berubah menjadi lawan yang tak bisa terkalahkan. Jangan pernah underestimate kepada siapapun. Orang yang tampangnya biasa saja, mungkin ternyta menyimpan potensi yang lebih besar dari pada kita.


No comments:

Post a Comment

Premium Flexible Related Post Widget for Blogger – Blogspot